Pages

Tuesday

Kupu - Kupu

Dongeng Anak Indonesia - Pada suatu hari hiduplah seekor kupu-kupu yang cantik, ia baru mengalami meta morfosis yaitu rangkaian dari telur hingga menjadi kupu-kupu yang cantik dan bisa terbang kesana kemari dengan lihainya.

Kupu-kupu tersebut sangat senang berada di sebuah bunga yaitu bunga mawar. karena bunga mawar sangat menarik dan cantik seperti dirinya selain itu juga mengeluarkan bau yang harum semerbab, sehingga membuat kupu-kupu begitu betah saat bersamanya. Begitu pun dengan mawar, ia sangat senang ditemani dan dihinggapi kupu-kupu karena membantu penyerbukanbagi si mawar. Dan mereka pun sudah akrab.

Setiap hari kupu-kupu selalu berada di dekat mawar, tapi disuatu hari kupu-kupu tampaknya tidak terlihat batang hidungnya. dan maewar pun mulai resah dan gelisah.
” Mana sih kupu-kupu ku sayang… mengapa dia dari tadi tidak tampak , sekarang dia ada di mana?”.

Begitulah rasa kegelisahan si mawar yang tampak bingung sendiri. ternyata si kupu-kupu tersebut kesasar saat terbang-terbang jauh.
”Dimana aku … tempatku sebenarnya bukan disini, aku ingin bersama si mawar“. Kata kupu-kupu sambil kebingungan .

Disaat mawar mulai menyerah dia mengingat sesuatu, ia akan mengeluarkan bau harumnya agar si kupu-kupu bisa kembali bersamanya. Dan semua itu berhasil, kupu-kupu dan mawar bersama lagi.




Keduanya sangat kegirangan dan senang. Kupu-kupu pun terbang seperti menari-nari di atas dan di samping si mawar, dan si mawar pun senang melihanya. Sungguh kisah kasih seorang sahabat yang begitu bahagia.

Dongeng Oleh Yeni

Monday

Kura dan Tupai

Dongeng Anak Indonesia - Panas terik di tengah hutan hidup persahabatan antara tupai dan kura . Mereka bertetangga kura memilki keluarga yang sederhana namun dalam tersirat kebahagiaan.

Sedangkan tupai hidup sebatangkara karena saat ibunya mencari makanan di hutan, jeratan manusia mengenai tubuh ibunya, dan sampai saat itu belum kembali, hidup tupai selalu meminta belas kasih warga hutan.

Terutama keluarga kura yang menganggapnya seperti saudara ,dan persahabatan di gunakannya sebagai alat untuk ia manfaatkan . Walau tak banyak yang kura lakukan untuknya namun setidaknya Kura bisa mengisi ketika perut Tupai kosong, padahal kura sangat menghargai persahabatan yang mereka jalin ,

Hingga suatu hari ada warga hutan baru, ia adalah Kancil, Kancil berpindah dari hutan sebrang ke hutan tersebut karena hutan sebrang telah hangus terbakar oleh tangan jail manusia , walau rumah Kancil terbakar namun benda-benda berharganya masih bisa di selamatkan dan sekarang ia tinggal di hutan dengan menyewa sebuah villa , namun kesepian yang di rasakan Kancil karena tak ada canda tawa permainan .

Ia pergi ke perkampungan hutan , di sana ada Tupai dan Kura yang sedang asyik bermain, kancil memperkenalkan siapa dirinya dan memamerkan apa saja yang ia punya. Sifat sombong di miliki Kancil, Tupai senang dengan kehadiran kancil, namun kura tidak terlalu menyukai kancil, berbeda dengan Tupai mencoba agar kedekatanya dengan Kancil bisa menguntungkan, Kancil juga lebih suka berteman dengan Tupai dari pada Kura, Saat mereka bertiga akan bermain, Kancil dan Kura berdebat tentang apa yang akan mereka mainkan, Tupai menginginkan permainan Kancil karena apabila bisa menyelesaikan permainan itu Kancil akan memberi hadiah ke Tupai, Kancil menginginkan permainan penjelajahan , padahal ia tidak tau sama sekali seluk beluk hutan tersebut, kura tidak setuju karena terlalu berbahaya , Kura meminta tupai untuk tidak mengikuti kancil.

”Pai, sebaiknya kamu jangan ikuti permainan itu , terlalu berbahaya, aku takut kamu kenapa-kenapa .” Saran Kura dengan nada cemas.
”Kamu takut ya kalau takut jangan ajak-ajak, aku ingin hadiah itu lagian aku dan kancil berangkat bersama-sama”. Ejek Tupai
“Tapi pai..?”Sebelum melanjutkan Tupai menyahut
“udah la Ra, urus aja urusanmu , sekarang aku berteman dengan Kancil dia lebih kaya dan pandai”.sentak Tupai mengusir.

Kura menitikkan airmata dan lari pulang ke rumahnya, ia kecewa dengan kata-kat Tupai. Sedangkan Tupai dan Kancil buru-buru berangkat , namun siapa sangka dugaan Kura benar, mereka berdua tersesat di hutan yang jauh dari tempat tinggalnya, sudah dua hari mereka berdua tida kembali ke perkampungan , dan pada malam ketika kancil pergi ada pencuri yang menyelinapmasuk dan mengambil barang-barangnya.




Kura meminta warga hutan untuk mencari nya setelah menemukan kancil dan tupai kura langsung mendekati dan meminta Kancil untuk tetap sabar karena barang-barangnya telah di curi, kini kancilpun menyadari kesalahannya.


*;~A”n”_D!_M!~*

Friday

Cendrawasih Yang Sombong

Dongeng Anak Indonesia - Di suatu hutan terlihat seekor Burung Cendrawasih yang sedang asyik memanjakan diri. Taklama kemudian datang segerombolan Burung Nuri, yang sedang mencari makan lalu Burung Cendrawasih pun langsung mendatanginya dan berkata

“Hei Burung Nuri untuk apa kau datang kesini, apakah kau ingin melihat buluku yang cantik dan indah ini?” ucap dengan sombong
“Kami datang kesini hanya untuk mencari makan!” sahut Nuri
“Untuk apa kalian mencari makan disini, inikan daerah kekuasaanku”
“Tapi kami mencari makan hanya untuk persediaan bsok”
“Tak peduli, entah sekarang, besok, lusa, atau kapanpun jangan pernah datang kemari, pergi kalian!” ucap mengus

Lalu Burung-burung Nuri itu enggan pergi meninggalkan wilayah hutan itu. Pada suatu hari saat Burung Cendrawasih sedang asyik memanjakan bulu-bulunya yang cantik itu, tiba-tiba datang seekor Burung Elang yang berniat memangsa Burung Cendrawasih.

Mengetahui kedatanan Burung Elang, Burung Cendrawasih ketakutan & langsung terbang meninggalan hutan, saat terbang sayap Burung Cendrawasih terjepit dahan pohon yang amat besar, sayapnyapun patah & tidak dapat terbang. Padahal Burung Elang sudah semakin mendekat, Burung Cendrawasihpun segera memintatolong, taklama kemudian segerombolan Burung Nuri itu segera menolong Burung Cendrawasih & langsung mengobatinya, setelah lukanya diobati.




Burung Cendrawasih bertanya kepadaBurung Nuri “Kenapa kalian menolongku, padahal aku sudah jahat kepada kalian?” Tanya Cendrawasih
“Tidak selamanya kejahatan dibalas dengan kejahatan, lagi pula inikan sudah kewajiban kami untuk menolong satu sama lain” sahut Nuri
“sungguh mulia hati kalian, terimakasih ya”
“ sama-sama”
Akhirnya Burung Cendrawasih sadar akan apa yang dilakukan selama ini salah & dia berjanji akan berubah &tidak akan mengulanginnya.

Dongeng Oleh Ayu

Hilangnya Sayap Kasuari

Dongeng Anak Indonesia - Pada zaman dahulu di hutan irian jaya, hiduplah seekor burung kasuari, kasuari dapat terbang seperti burung – burung lain. Bahkan pada masa itu burung kasuari dikenal dengan raja rimba. Karena berkuasa burung kasuari menjadi sombong dan serakah. Burung tersebut sering menutupi pohon yang berbuah lebat dengan sayapnya yang lebar, agar burung – burung lain tidak menikmati buah itu.

Pada suatu hari kasuari menggoncang – goncang sebuah pohon sehingga buah – buahnya berjatuhan. Tetapi ketika burung – burung lain hendak memungutnya, kasuari segera mengusirnya. Burung – burung lainpun menjadi cemas. Apabila perbuatan kasuari dibiarkan pastilah burung – burung lain akan mati kelaparan.

Atas usul burung merpati hutan,semua burung mengadakan rapat.Pagi itu semua burung penghuni hutan berkumpul. Mereka mencari akal bagaimana cara memberi pelajaran pada kasuari. Dalam perundingan itu diputuskan bahwa burung merpati hutan yang akan menghadapi kasuari. Merpati hutan menantang kasuari untuk mengadu kemampuan terbang di udara. Akan tetapi sebelum pertandingan dimulai, kasuari dan merpati hutan diberi kesempatan untuk mematahkan sayap lawannya.

Kelinci bertugas mengantarkan surat tantangan untuk kasuari.Wajah kasuari merah ketika membaca surat itu.

“Baiklah aku akan datang. Jangan lupa umumkan kepada semua penonton siapapun yang menjadi lawanku. Akan ku remuk tulang – tulangnya.” Kata kasuari.

Beberapa hari kemudian,pertandingan di mulai.Banyak burung datang melihat pertandingan itu.Tak lama kemudian kasuari tampak melayang – layang sambil tertawa mengerikan.

“Hai, siapa penantangku? Ayo jangan bersembunyi. Muncullah dan tunjukkan muka.” Tantang kasuari.
Tiba – tiba seekor burung kecil melesat di udara.”Akulah lawanmu!” teriak merpati hutan.
“Hah…..Apakah tidak salah?” Kasuari heran.
“Tidak perlu heran,mari kita mulai sekarang!” ujar merpati hutan.

Mereka mulai bertanding.Kasuari memegang sayap merpati hutan lalu memutarnya kuat – kuat. Terdengar bunyi “kretek!”. Kasuari yakin sayap merpati hutan remuk.Padahal sebenarnya itu adalah bunyi ranting yang patah yang sengaja diselipkan di bawah sayap merpati hutan.

Giliran merpati hutan memutar sayap kasuari hingga patah. Kasuari menjerit kesakitan. Sayapnya menjadi lemah.

Kemudian tiba saatnya kedua burung berlomba terbang. Burung merpati hutan melesat bebas. Ternyata kasuari tidak dapat terbang.Kasuari mengaku kalah.Dia menyadari kini dia tidak hebat lagi.Dia tidak mampu terbang lagi.Dia tak dapat lagi menutupi pohon yang berbuah lebat dengan sayapnya.




Dengan langkah gontai,kasuari mencari makan.Burung – burung lain dapat menikmati buah – buah di atas pohon.Akan tetapi kini kasuari harus puas menikmati buah - buahan yang jatuh dari atas pohon tanpa memetiknya.

Sejak saat itu kasuari memiliki sayap yang kecil dan keturunannya pun bersayap kecil sehingga Tidak dapat terbang.

Dongeng Oleh Dita N

Merak Yang Sombong

Dongeng Anak Indonesia - Merak tinggal di hutan lindung bersama banyak binatang lainya. Merak mempunyai kebiasaan sendiri yang tak dimiliki hewan-hewan lainya, Merak selalu jalan-jalan pada waktu pagi hari.Jika ia bertemu dengan penghuni hutan lainya dia selalu memamerkan keindahan bulu-bulunya yang berwarna hijau kebiru-biruan dan sangat mengkilap.

Pada suatu pagi dia berjalan-jalan sambil mencari makanan dan ia bertemu dengan itik.Seperti biasanya dia selalu memamerkan keindahan bulu-bulunya
“hai itik lihat buluku ini indah bukan”
“iya bulumu memang indah merak”
“tentunya buluku indah tidak seperti bulumu yang kotor dan bau itu….hahahaha”
“jangan suka mengejek kamu merak ,meskipun buluku jelek tetapi aku tidak sombong dan aku punya teman banyk tidak sepertimu”
“tapi kan memang benar bulumu itu kotor ,jelek dan bau…hahaha”

Tanpa berkata lagi itik itu pergi karena dia sudah jengkel dengan merak itu. Merak dari dahulu memang sifatnya tidak berubah dia tetap suka mengejek penghuni hutan lainya.Merak pun juga pergi dan dia jalan sambil berfikir apa yang dikatakan itik itu benar kalau dia itu suka mengejek dan sangat sombong.




Akhirnya merak pun menyadari semua perbuatanya itu salah dan dia minta maaf kepada semua penghuni hutan yang pernah diejek dan disakitinya. Semua penghuni hutan pun memaafkan merak dan mereka semua kini berteman dan tidak ada lagi yang saling mengejek diantara mereka.

Dongeng Oleh Dita N

Thursday

Kera-Kera Yang Pandai

Indonesian Scouts Journey - Zaman dahulu kala ada sekelompok kera kera yang tinggal disebuah hutan pedalaman.Hutan itu merupakan tempat yang sangat indah dengan pohon buah-buahan yang banyak sekali. Mereka menyukainya dan menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggalnya. Kera-kera itu hidup dengan bahagianya. Tetapi rajanya mudah khawatir.

Suatu hari ia memanggil kelompoknya untuk berkumpul.

“Hai semuanya,harap berkumpul kemari.” Teriak sang raja. Para kera tergesa-gesa menemui rajanya.
“Kalian harus waspada dalam hutan ini.ada beberapa batang pohon yang buahnya beracun. Jangan sekali-sekali dekat-dekat dengan pohon itu. Danau yang luas dalam hutan ini juga sangat angker. Di situ ada seorang raksasa yang tinggal di dalamnya. Jangan minum air dalam danau itu atau raksasa itu akan membunuhmu.” Kata raja sembari mengingatkan. Kera kera nampak ketakutan.mereka semua berjanji dan bubar pergi.

Pada suatu hari,kera kera itu berkeliaran mencari makanan. Mereka masuk ke dalam hutan. Suasananya ketika itu sangat panas dan mereka merasa haus.

“ Ada sebuah danau yang luas tapi tidak jauh dari sini. Ayo kita minum air disana.” Kata seekor kera coklat kecil.
“Tunggu!”Sergah seekor kera besar.”Jangan mendekat ke danau itu. Apakah kalian tidak ingat yang dikatakan raja kita? Seorang raksasa tinggal di dalamnya.

Akhirnya kera-kera yang kehausan itu segera menemui rajanya.”Wahai raja, apa yang harus kita lakukan sekarang? Kami sangat haus. Bolehkah kami minum air danau itu?” kata seekor kera yang lumayan besar.

“Tidak,tunggu sebentar. Biarkan aku berpikir dulu.” Kata raja. Ia berfikir keras.
Tiba-tiba air danau bergelombang, muncullah raksasa dari dalam danau. Sosok tubuhnya sebesar gunung.

“Apa maumu?!”Teriak raksasa dengan garangnya. Awalnya para kera itu ketakutan. Kemudian mereka berkata,
“Wahai raksasa, kami semua sangat kehausan. Mohon perbolehkan kami minum disini beberapa teguk saja.”

“Huahaahahahah........” Raksasaitu tertawa, ”mereka yang berani minum airku ini akan mati.” Ucap raksasa. Raja kera hanya tersenyum.

“Kami semua akan minum air danaumu ini dan kami tak ingin mati.”kata raja.
“Bagaimana kalian akan melakukannya?” Tanya si raksasa terkejut,”Karnaku akan memangsa siapapun yang memasuki danauku.”Tambah raksasa.

“Kami tak akan masuk dalam danaumu. Tunggu dan perhatikan sajalah.” Kata sang raja sambil berlalu. Ker-kera lain mengikutinya segera. Mereka sampai di rerimbunan pohon bambu.

“Ambil buluh-buluh bambu sebanyak-banyaknya !” Perintah raja.kera-kera itu mulai mengumpulkan buluh-buluh bambu. Raja mulai memilih batang-batang bambu yg lubangnya tembus. Ia menyambung buluh-buluh itu satu persatu hingga mendapatkan sebelah bambu panjang seperti sebatang pipa. Kemudian kera-kera itu membawanya ke danau. Rajanya mencelupkan salah satu ujungnya ke dalam air dan ujung satunya masih berada di daratan.

“Apa yang anda lakukan sekarang?”tanya kera-kera dengan heran.
“Aku akan menghisap air di ujung ini. Tunggu dan perhatikan saja.” Kata sang raja dengan tegas.
Ia menaruh ujung pipa itu ke dalam mulutnya,lalu mulai menghisapnya.

Setelah menghisap semakin kuat akhirnya air mengalir keluar dengan suara keras.’Jooooooooosssssssss!” Kera –kera itu melompat-lompat kegirangan. Air dari danau mengalir keluar dari pipa itu.

“Sekarang kita dapat minum air sebanyak-banyaknya dan sesuka kita!” Teriak para kera-kera sambil berlompat-lompat.bak anak kecil sedang menemukan sesuatu ajaib.

Tiba-tiba raksasa itu keluar dari dalam danau. Ia menyaksikan kera-kera itu minum air dengan rakusnya. Dipenuhi rasa marah, ia berteriak keras. Matanya yang bundar dan menonjol itu berubah merah. Ia membuka mulutnya lebar-lebar untuk memperlihatkan gigi-giginya yang putih besar itu.




Tapi kera-kera itu hanya tertawa saja. Mereka tidak merasa takut. Si raksasa tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka semuanya aman di luar danau. Mereka minum banyak air disiang hari itu dan akhirnya kembali pulang.

Dongeng oleh Dita F

Wednesday

Istana Hantu

Dongeng Anak Inodnesia - Zaman, ketika peri-peri dan tukang sihir masih berkeliaran memamerkan kesaktiannya. Ketika perang masih berkecamuk dimana-mana, ketika alam menjadi liar tanpa hawa, hiduplah dua kakak beradik, laki-laki dan perempuan. Mereka tinggal dalam istana yang indah. Bunga-bunga dan pohon buah-buahan tumbuh subur di kebun istana. Tangan-tangan tak terlihat mengatur semua itu. Hidup mereka sehari-hari, bagi kakak beradik itu sendiri merupakan misteri.

Di dalam perpustakaan istana, buku-buku membuka dan bersuara membaca sendiri. Mereka mengajarkan aneka pengetahuan kepada kedua bersaudara itu. Kedua anak itu tidak takut, karena sejauh mereka bisa mengingat, sejak dulu memang begitu keadaan istana mereka.

Ketika kedua kakak b eradik itu dewasa, mereka sering berdiri di menara istana dan memandang ke arah pedusunan. Apa yang mereka lihat membuat mereka tak ingin meninggalkan istana. Di sana selalu nampak ada perang. Pasukan-pasukan prajurit berderap merampas sawah ladang. Kadang-kadang mereka berperang sesama dan membakar rumah-rumah.

Ketika kedua anak itu masih kecil, gelombang pasukan itu sering kali berbelok ke arah istana. Mereka berfikir dalam istana indah itu pasti tersembunyi harta yang sangat berharga. Prajurit-prajurit itu benar. Istana itu di lengkapi dengan perabot-perabot yang mahal. Pakaian kedua penghuninya indah dan mewah. Peti perhiasan tergeletak begitu saja di meja hias si gadis. Peti-peti sarat dengan muatan emas ada dimana-mana.

Namun belum pernah ada seorang prajurit pun yang berhasil mencuri sesuatu dari istana tersebut. Istana itu seperti di kelilingi dinding yang tak terliat. Jika ada yang mencoba mendekat, udara di sekeliling dinding istana seolah-olah menebal dan menggulung mereka. Rasanya seperti berjalan di atas lumpur hidup, meski di sekitarnya yang nampak hanya pemandangan pedusunan yang aman dan damai. Sehingga orang-orang mengatakan bahwa istana itu di huni hantu. Mereka tak seorang pun berani mencoba berani mendekati istana tersebut.

Shihira, nama gadis itu, yang tak mengerti kehidupan lain di luar dinding istana. Dia sudah terbiasa di layani oleh pelayan-pelayan yang tak terlihat oleh mata. Seiryo, kakaknya, masih bisa mengingat ibunya yang cantik jelita serta ayahnya, seorang bangsawan tampan penguasa istana itu. Sering kali Seiryo berdiri memandangi sebuah patung di taman istana. Patung itu nampak cantik sekali. Mungkin dulu ada seorang wanita anggun yang sedang berjalan-jalan, yang kemudian tiba-tiba membeku menjadi batu.

“Ibu..., ibu...!” bisik Seiryo. “Mengapa ibu diam membeku? Aku yakin, kamu adalah ibuku. Mengapa aku dan Shihira tinggal dalam istana angker ini?” kata Seiryo sekali lagi. Ia menatap lekat wajah patung itu. Beberapa detik kemudian tanpa ia sadari, air mata membasahi pipinya yang tampan itu. Ia terisak pelan.

Pada suatu hari di musim panas, ketika Seiryo bersama adiknya sedang memandangi pedusunan dari puncak menara istana, mereka melihat ada perubahan. Tak ada lagi prajurit-prajurit yang berperang di sana. Penduduk keluar dari persembunyian mereka di gunung dan membangun kembali desa mereka yang porak-poranda. Kakak beradik itu tersenyum melihatnya dan merasa senang. Tiba-tiba mereka terkejut ketika muncul seorang penunggang kuda mendekati gerbang istana. Tak ada lagi dinding ajaib yang menghalanginya. Penunggang kuda itu masuk istana yang megah tersebut dan memanggil mereka.

“Perang telah usai! Majikanku, Panglima Janggut Merah, telah mengalahkan dan mengusir musuh. Negeri kita sudah aman. Dia adalah panglima yang pandai dan bijaksana. Tetapi sayang, dia tak bisa memecahkan rahasia Burung Biru. Para penasihatnya mengatakan, hanya mereka yang tinggal di istana angker ini yang dapat memecahkan rahasia itu. Di utusnya aku mengundang kalian untuk menghadapnya dan memecahkan misteri ini!” katanya menjelaskan panjang lebar. Seiryo dan Shihira sangat gembira mendengar penjelasan prajurit itu. Mereka juga merasa lega karena perang telah usai dan dinding ajaib yang mengililingi istana mereka tampaknya sudah hilang.

Sekarang Seiryo dan Shihira sudah bisa pergi ke desa sekitar, berkenalan dengan pemuda-pemudi yang sebaya dengan mereka serta hidup wajar seperti orang-orang lainnya. Tetapi Seiryo dan Shihira tidak tau apa-apa tentang Burung Biru. Apa yang harus di lakukan ? mereka juga tak ingin membuat Panglima Jamggut Merah marah. Tiba-tiba mereka mendengar suara merdu yang memanggil-manggil mereka. Terlihat patung wanita anggun itu tiba-tiba hidup kembali. Ia melangkah menghampiri mereka.

“Ibu!” serentak kedua kakak beradik memanggil wanita itu. Mereka berpelukan erat, seolah-olah seperti baru pertama kali bertemu. Pelan-pelan Shihira terisak.

“Perang sudah usai, begitu pula sihir yang melingkupi istana ini,” kata wanita itu sambil tersenyum.

“Bertahun-tahun yang lalu, ayah kalian pergi berperang bersama pasukannya. Kudengar dia gugur, lalu kesedihanku membuatku beku jadi batu. Kalian berdua tinggal sendiri, tapi Dewa Gunung merasa iba. Di sihirnya istana ini supaya kalian selamat sampai perang selesai. Kemudian dia mencari ayah kalian dan menemukannya dalam keadaan luka parah. Di sihirnya ayah kalian menjadi Burung Biru yang tinggal dalam sangkar emas. Dia berjanji, ayah kalian akan hidup bahagia di sanngkarnya sampai perang selesai.” Wanita itu menarik nafas panjang.

“Siapa pun yang berani mencoba menyentuh burung itu sebelum perang usai mereka akan berubah menjadi batu,” lanjut wanita cantik itu. Seiryo dan Shihira saling berpandangan serta menyimak kata-kata sang bunda.

“Tetapi jika salah satu dari kalian ke sana, dan berteriak ‘AYAH’, maka patung-patung itu kembali ke wujudnya semula. Sekaligus Burung Biru itu akan berubah menjadi sosok ayah kalian.” Kata wanita itu dengan gembira. Seiryo merasa sangat senang dengan apa yang di katakan sang bunda. Shihira mengusap air matanya dengan perasaan gembira pula. Ia mengikuti prajurit yang menunjukkan jalan ke tempat Burung Biru di lereng pegunungan.




“Ayah!” seru Shihira ketika sampai di tempat Burung Biru yang berada dalam sangkarnya. Ia menyentuh sangkar tersebut. Tiba-tiba berdiri di hadapan Shihira, seorang laki-laki yang di yakini sebagai ayahnya. Ia memeluk sang ayah erat. Seiryo dan wanita cantik itu pun berlari menyusul Shihira. Mereka semua menangis haru dengan pertemuan itu. Semua berpelukan erat dengan tangis bercampur bahagia. Permulaan kisah-kisah, serta keluarga baru yang begitu bahagianya kan menghiasi awal dari segalanya dan patung-patung di sekitarnya juga berubah kembali menjadi manusia. Semua selamat berkat kesaktian Dewa Gunung.

Dongeng Oleh Dita F

Tuesday

Buah Kejujuran

Dongeng Anak Indonesia - Di tepi pantai selatan hiduplah seorang nelayan miskin. Ia tinggal bersama dengan istrinya. Orang – orang biasa memanggilnya Mbah Lurus karena ia selalu memakai kail yang lurus sewaktu memancing di laut. Setiap mengail Mbah Lurus tidak pernah mendapat ikan. “Mengapa” ???

Ternyata karena ia selalu memakai kail yang lurus sehingga tidak dapat mengaitkan mulut ikan pada mata kailnya.

Tidak lama kemudian Raja Ikan mengetahui hal itu. Ia lalu mengumpulkan rakyat ikan. Raja ikan menyuruh rakyat ikan untuk mengucapkan terima kasih.

Raja ikan memerintahkan seekor ikan besar menelan berlian. Dan ikan itupun berhasil di pancing oleh Pak Lurus. Ia sangat senang, namun sesampainya di rumah, ikan itu tidak boleh di masak. Oleh pak Lurus ikan itu diberikan kepada Raja Seberang.

Dengan menumpang perahu yang besar, Pak Lurus mnyerahkan ikan itu kepada Raja di seberang. Raja sangat berterima kasih. Ia memberikan hadiah kepada pak Lurus. Ketika ikan itu di belah, muncul sebutir berlian yang sangat besar dari perutnya.

Pak Lurus pun di beri tambahan hadiah oleh Raja. Ia pulang dengan membawa tujuh peti. Peti itu berisi beras, pakaian, uang, dan sebagainya. Pak Lurus sangat senang karena ia kini menjadi kaya. Uang tersebut di gunakan untuk membli sawah, ladang, ternak dan lain-lain. Sejak saat itu,

Pak Lurus menjadi orang yang kaya raya. Tetapi ia tidak sombong. Ia tetap menjadi orang yang dermawan.

Setelah sekian lama, Raja pun menjadi iri hati karena kekayaan yang dimiliki Pak Lurus semakin hari semakin bertambah banyak. Baginda memerintahkan untuk memeanggil Pak Lurus. Pak Lurus di beri sayembara.

Suatu ketika Pak Lurus diminta untuk menemukan seratus ribu jarum yang tenggelam di laut. Kalau Pak Lurus tidak dapat menemukannya, ia akan mendapat hukuman. Akhirnya dengan pertolongan seekor ikan, jarum itu berhasil di temukan.

Namun, Raja belum puas juga. Ia masih menyuruh Pak Lurus untuk mencari pedang biru. Pedang biru itu di simpan oleh Buaya Putih. Pedang biru hanya dapat di ambil sendiri oleh sang Raja. Pada hari yang ditentukan, sang Raja pergi ke tepi sungai. Ketika akan melangkahkan kaki ke air,

Buaya Putih langsung menyambar lalu membawanya ke dasar sungai. Semua rakyat merasa senang karena ia adalah Raja yang tamak dan gila harta.




Atas persetujuan rakyat, Pak Lurus di jadikan sebagi Raja baru menggantikan Raja tamak tersebut. Ia menjadi Raja yang dermawan dan penuh kebijaksanaan. Kini negeri itu menjadi tenteram, aman dan damai.

Oleh : Ilham Malik

Si Kaya dan Si Miskin

Dongeng Anak Indonesia - Pada zaman dahulu hiduplah seorang yang kaya raya. Ia tinggal tidak jauh dari rumah seorang yang sangat miskin. Rumah orang kaya itu sangat besar dan indah.
Sebaliknya, rumah orang miskin itu kecil, sederhana, dan hanya terdiri dari bilik – bilik bambu.

Suatu sore lewatlah seorang kakek tua dari luar desa dan tidak beberapa lama kemudian malam pun tiba. Kakek itu datang ke rumah orang kaya hendak bermalam. Ia kemudian mengetuk pintu. Ketika kakek itu datang, Si Kaya langsung marah – marah. Dan kakek itupun merasa sakit hati karenanya. Ia lalu pergi ke tengah kegelapan malam.

Belum jauh berjalan, terdengar suara kaki orang yang berlari dari belakangnya.

“kakek, kakek berhentilah !!!” panggil Si miskin. Si Miskin mengajak kakek bermalam di rumahnya. Kakek pun merasa senang. Mereka pun berjalan berdua menuju rumah yang kecil dan sederhana itu. Setelah sampai di rumah, istri Si Miskin memasak, lalu mereka makan malam bersama – sama. Saat tiba waktu tidur, Si Miskin memberikan tempat tidur satu – satunya untuk kakek.

Pada saat fajar tiba, kakek terbangun. Setelah melaksanakan ibadah, mereka minum kopi dan sarapan pagi. Sebelum pergi, tidak lupa kakek mengucapkan terima kasih kepada Si MIskin. Bahkan, ia meminta Si Miskin untuk mengemukakan tiga keinginannya. Si Miskin meminta sehat, dapat makan dengan cukup, serta meminta rumah yang besar dan indah.

Ketika Si Miskin pulang dari ladang, ia tidak melihat rumahnya lagi. Kini tempat tinggalnya berubah menjadi rumah yang indah dan megah. Anak istrinya berpakaian bagus. Mereka mempunyai tempat tidur yang indah. Banyak pula makanan dan minuman.

Si Kaya melihat rumah Si Miskin yang sekarang. Ia menjadi iri Si Kaya datang ke rumah Si Miskin. Ia menanyakan apa yang terjadi. Si Miskin pun menceritakan semuanya dengan jujur. Dengan naik kuda Si Kaya mengejar kakek yang baru pergi dari rumah Si Miskin itu. Ia berpesan agar dalam perjalanan, Si Kaya menyebutkan apa yang jadi permohonannya. Dan tiba – tiba kudanya berlari dengan cepat.




“Diam, akan kupatahkan lehermu,!” bentak Si Kaya. Mendadak kuda itu jatuh dan kakinya patah. Si Kaya pun akhirnya pulang dengan hanya membawa pelananya saja.

Hidup Si Kaya tidak bahagia karena hatinya selalu diliputi rasa iri dan dendam. Si MIskin walaupun sudah kaya, tetap sederhana dan suka menolong tetangganya.

Oleh : Ilham Malik

Monday

Persahabatan Kancil dan Singa

Dongeng Anak Indonesia - Pada suatu hari ada seekor anak kancil yang tersesat di hutan sewaktu ia diajak ibunya mencari makanan. Pada saat itu hari sudah mulai gelap anak kancil itu diajak pulang oleh ibunya tapi dia menolak karena dia masih ingin bermain di hutan itu.

”Nak, ayo kita pulang hari sudah mulai gelap, nanti kita bisa dimakan singa kalau terlalu malam di hutan” Ajak ibunya
“Iya sebentar bu aku masih mau main disini” Jawabnya. Tapi ibunya tetap memaksa pulang, tetapi dia tidak mau pulang.
“Ayo nak kita pulang” Paksa ibu kancil itu.
“Iya bu ,ibu jalan dulu saja nanti aku menyusulnya” Jawab anak kancil itu
“Iya sudah kalau begitu, tapi kamu cepat menyusul ibu ya” Kata ibu kancil lagi.

Setelah selesai bermain di hutan, dia langsung pergi menyusul ibunya tetapi ibunya sudah tidak ada . Anak kancil itu terus memanggil-manggil ibunya tapi tidak ada jawaban dari ibunya. Akhirny dia berjalan menyusuri hutan dan dia bertemu dengan anak singa, dia pun sangat ketakutan sekali.

“Jangan makan aku ,aku mohon“ Rengek anak kancil itu
“Jangan takut, aku tidak akan memakanmu” Jawab anak singa.
“Apa kamu serius??” Kata anak kancil lagi.
“Iya, aku serius. Tapi kenapa kamu menangis, dan kamu ini masih kecil kenapa kamu tidak bersama ibumu” Tanya anak singa penasaran
“Aku tadi bersama ibuku tetapi ibuku aku suruh pulang dahulu dan aku akan menyusulnya tetapi waktu aku menyusul ibuku, ibu sudah tidak ada dan akhirnya aku berjalan kesini”jelasnya
“Jadi begitu ceritanya, kamu ikut aku pulang saja ya kancil, Aku kasihan padamu karena ini sudah malam lebih baik kau pulang kerumahku saja” Ajak anak singa
“Baiklah aku ikut denganmu saja” Jawabnya .

Mereka berduapun berjalan ke rumah singa ,dan anak kancil itu sudah tidak takut lagi. sesampainya dirumah anak singa, diapun ditanya oleh Sang Raja Hutan, ayah anak Singa.




“Siapa temanmu ini, mengapa dia kamu bawa kesini kalau ibunya mencari bagaimana??”

Singa kecil itu menceritakan semuanya pada ayahnya dan anak kancil itu kini tinggal dirumah singa itu ,mereka berteman hingga mereka dewasa kemana-manapun selalu berdua .

Oleh Dita N.

Penyesalan Kenari

Dongeng Anak Indonesia - Kumpulan sinar mentari menyinari embun embun dedaunan angin menggetarkan pohon yang diam terpaku, hutan rimba terasa sejuk menyegarkan . Terdapat sangkar sederhana yang menghiasi salah satu pohon di situlah hidup seekor burung yang tidak mempunyai anak, Mepati namanya. Dia hidup sendiri tanpa ada yang menemani.

Saat matahari turun dan memanggil bulan hujan membasahi bumi dan petirpun menggelagar menyertai. Saat itu Merpati sedang membenahi rumahnya yang sedikit rusak akibat angin kencang.
”Cit..cit..cit..” suara aneh terdengar Merpati ,ia mencari asal suara tersebut ,ia yakin itu suara burung yang sama dengannya, walau kilat membahana Merpati tetap mencari . Ternyata suara anak burung yang baru berusia dua hari tanpa tanpa seekor induk ia dapat.

”Oh,mungilnya dirimu ,ikutlah bersamaku ”.dengan senyum ia menyelamatkan bayi burung dari dinginnya hujan malam itu.dan malam itu juga merpati berniat untuk merawatnya hingga dewasa dan memberinya nama Kenari. Merpatipun menjadi ibu

Keesokan harinya saat mentari menembus celah celah sangkar ibu merpati suara tangis burung kecil terdengar. Hari hari Merpati lebih berwarna dengan hadirnya Kenari. Merpati mencoba mengajari apa yang ia ketahuinya kesederhanaannya, kemurahan hatinya .

Tahun demi tahun berlalu ,Kenaripun menjadi burung dewasa ketika itu Merpatipun telah tua renta. Kenari bosan hidup sederhana, ia selalu menyalahkan Merpati yang tak bisa memenuhi keinginananya.

Kenari berubah akibat lingkungan yang mempengaruhinya. Kenari lupa bahwa Merpatilah yang manyelamatkannya dari badai ketika ia masih kecil. Merpati hanya bisa bersedih dada karena Merpati memang tidak bisa memenuhi keinginan anaknya. Hingga suatu hari karena kesal menyelimuti hati, Kenari bertekat untuk pergi entah kemana hingga tersesat di pemukiman warga.




Suara tembak melasat di kiri telinganya. Ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Kini Kenaripun menyesal talah meninggalkan Merpati yang rela merawatnya hingga dewasa meski tak dapat memenuhi keinginannnya


*;~A”n”_D!_M!~*
 

Copyright © Dongeng Anak Indonesia. Template created by Volverene from Templates Block
lasik surgery new york and cpa website solutions
WP theme by WP Themes Expert