Pages

Monday

Joko Kendil

Indonesian Scouts JourneyAda seorang anak lelaki bernama Joko Kendil. Bentuk tubuhnya tidak seperti anak lainnya, tetapi berbentuk kendil atau periuk nasi. Walau demikian, ibunya sangat sayang kepadanya.

Waktu kecil anak itu sangat nakal. Ia sering mengganggu orang-orang yang sedang bekerja. Bentuknya yang seperti periuk, membuat banyak orang terkecoh. Orang-orang itu memasukkan kue atau buah-buahan ke dalam periuk itu. Kemudian periuk itu meloncat-loncat menjauh. Tentu saja orang itu kehilangan barang yang dimasukkannya tadi.

Pada suatu hari Joko Kendil melihat arak-arakan tiga orang putri raja. Melihat kecantikan putri bersaudara itu, ia seketika jatuh dinta. Kepada ibunya ia mendesak, agar mempersunting salah seorang putri cantik itu. Tentu saja ibunya menolak, karena kecantikan putri itu tidak sepadan dengan Joko Kendil yang berwajah buruk. Namun karena desakan yang bertubi-tubi, akhirnya sang ibu mau juga melamar putri raja itu ke istana.

Dalam hati, sang raja menolak lamaran itu. Namun raja yang bijaksana itu tidak mau menyakiti ibu Joko Kendil.

''Siapa pun boleh melamar putriku, tetapi harus memenuhi sejumlah syarat,'' jawab raja. ''Pertama, calon mempelai pria harus datang ke istana dengan diantar oleh binatang-binatang hutan. Kedua, harus menyediakan bidadari-bidadari dari kayangan yang akan mengiringi calon mempelai wanita. Ketiga, upacara pernikahan harus diramaikan oleh gamelan yang berbunyi sendiri. Keempat, tempat duduk mempelai harus diapit bunga-bungaan yang dipetik dari kayangan.''

Ibu Joko Kendil sangat sedih. Persyaratan yang sangat berat itu tidak mungkin terpenuhi. Tetapi ternyata, Joko si Periuk Nasi itu menyanggupi segala persyaratan itu. Ia bertekad untuk mempersunting putri raja dengan segala usaha. Ia meninggalkan rumah lalu pergi bertapa di sebuah gua.

Setelah berbulan-bulan berdoa dan memohon, tapa Joko Kendil berhasil. Berkat bantuan seorang tua gaib, kemudian berdatangan binatang-binatang hutan, bidadari, gamelan dan bunga-bungaan dari kayangan. Lihat, calon mempelai pria itu mengendarai seekor gajah, lalu menuju istana diiringkan arak-arakan yang panjang dan megah!

Raja terheran-heran. Betapa malunya kalau Baginda Raja yang bijaksana itu tidak memenuhi janji. Saat itu pula raja memelas putri-putrinya agar salah seorang di antaranya bersedia menikah dengan Joko Kendil. Putri tertua dan kedua menolak mentah-mentah. Tetapi putri bungsu yang bernama Retna Melati bersedia menerima lamaran itu.

''Demi bakti terhadap Ayahanda, hamba bersedia menikah dengan Joko Kendil,'' jawab putri bungsu.

Pesta pernikahan dilangsungkan di istana. Setiap malam dipertunjukkan kesenian yang menarik. Di sebuah panggung tampak ketiga putri raja menyaksikan pertunjukan itu. Putri tertua dan kedua tak henti-hentinya menyindir dan mengejek adiknya yang bersuamikan periuk nasi. Retna Melati diam saja. Pikirannya bertanya-tanya mengapa Joko Kendil, sang suami, tidak mau menonton pertunjukan yang menarik itu. Benarkah ia sakit atau malu memperlihatkan diri?

Tiba-tiba dari tengah keramaian itu muncul seorang pemuda tampan menunggang seekor kuta putih. Pemuda yang gagah itu sengaja menonton di dekat panggung. Matanya tak lepas-lepas menatap wajah Retna Melati.

Pada malam berikutnya Joko Kendil juga tidak mau menonton. Yang datang adalah pemuda tampan penunggang kuda putih yang selalu mencari tempat dekat panggung. Retna Melati tambah curiga, apa sesungguhnya yang terjadi atas suaminya. Kecurigaan itu memuncak pada malam ketiga. Dengan alasan sakit, Joko Kendil juga tidak mau menonton. Kesempatan itu digunakan Retna Melati untuk menyelidiki keadaan yang sebenarnya. Malam itu ia pura-pura meninggalkan kamar. Setelah itu ia segera balik lalu bersembunyi di balik pintu. Apa yang terlihat?

Dari periuk nasi itu perlahan-lahan keluar pemuda tampan yang selalu menonton dekat panggung. Pemuda itu meloncat ke luar jendela lalu melecut kuda putihnya. Retna Melati sangat gemas. Ia tidak ingin pemuda tampan itu menjelma kembali menjadi periuk nasi. Diambilnya periuk itu lalu dicampakkannya ke lantai. Braaak...! Hancur berantakan.

Sesaat kemudian terdengar kecipak kuda mendekati kamarnya. Pemuda itu terkejut mendapati periuk nasi itu hancur berantakan. Renta Melati mengira pemuda itu akan marah. Tidak! Pemuda itu tersenyum lalu memeluk istrinya dengan mesra.

''Jadi kaulah jodohku!'' seru pemuda itu. Sebenarnya lelaki tampan itu adalah keturunan seorang raja. Karena kutukan nenek sihir, ia diubah menjadi periuk nasi. Kutukan itu akan berakhir kalau laki-laki itu berjumpa dengan seorang jodoh yang kelak menjadi istrinya.




Kak Made Taro - Bali Post
 

Copyright © Dongeng Anak Indonesia. Template created by Volverene from Templates Block
lasik surgery new york and cpa website solutions
WP theme by WP Themes Expert