Pagi telah datang,matahari dan udara sejuk kembali menyapa.Saatnya semua orang untuk melakukan aktifitas,begitupun dengan Olivia yang harus siap-siap berangkat ke sekolah.Olivia anak kelas 9 yang terkenal pemberani,kuat dan mempunyai percaya diri yang sangat tinggi ini membuat teman-temannya takut pada disrinya. Olivia mempunyai sebuah kelompok,yang diberi nama “Geng The Roses”. Geng The Roses ini terdiri dari 3 orang anak cewek,yakni : Olivia,Christy dan Feli. Feli adalah anak yang baik,pendiam,kutu buku tapi ia sangat judes, sedangkan Christy anak yang konyol,ceroboh,penakut,humoris dan juga ramah.
Suatu hari di sekolah..Bel istirahat berbunyi di SMPN 1 Magelang tempat Geng The Roses bersekolah. Olivia berjalan menuju bangku teman-temannya sambil membuka lolipop,mengajak teman-temannya untuk nongkrok ke kantin. Akhirnya mereka berangkat ke kantin bersama-sama, tapi pada saat mereka baru menginjak kantin. Tiba-tiba suara Wakil Kepala Sekolah menggema di Speaker.
“Diumumkan kepada seluruh siswa kelas IX wajib berkumpul di aula sekarang.Terima kasih.”
Ujar Wakil Kepala Sekolah. Christy yang sangat sebel karena perutnya laper dan pikirannya blank,tapi sudah di suruh kumpul, sampai-sampai Christy membuang permen karet yang dimakannya ke buku Feli. Feli yang saat itu sedang asyik membaca buku, tiba-tiba ia membentak Christy karena telah membuang permen karet ke buku kesayangannya dan mereka berdua debat sendiri. Saking jenuhnya,Olivia jalan ke aula terlebih dahulu tanpa menghiraukan Christy & Feli. Akhirnya Christy & Feli menghentikan perdebatannya dan mengikuti Olivia yang telah terlebih dahulu menuju ke aula.
Saat di dalam aula,salah seorang guru menjelaskan tentang tugas liburang yang harus dikerjakan oleh kelas IX.
“Karena Wakil Kepala Sekolah sedang ada kepentingan mendadak, jadi saya disini menggantikan beliau untuk menyampaikan tugas akhir semester kalian. Perkenalkan saya Linggar Radya Wilangan.” Ucap guru peengganti kepala sekolah itu.
Christy yang sangat kecewa tidak jadi pergi ke Eropa untuk menghabiskan liburan akhir semester karena harus mengerjakan tugas yang diberikan Wakil Kepala Sekolah.
“Tugas kalian saat liburan akhir semester ini adalah kalian harus memecahkan mitos yang ada di suatu daerah. Mungkin ini semua memang agak sulit,tapi kalian harus mengerjakannya untuk membantu nilai kalian agar bisa lulus.” Jelas Bu Linggar.
Setelah Bu Linggar menjelaskan banyak kepada murid-murid kelas IX, akhirnya Bu Linggar kembali ke Kantor dan murid-muridpun dipersilahkan untuk bubar. Geng The Roses kembali ke kantin dan mereka berfikir tentang tempat yang akan mereka kunjungi untuk menyelesaikan tugas. Saat mereka sedang berfikir, tiba-tiba datanglah seorang wanita yang tidak begitu asing lagi, orang itu adalah Bu Linggar.
“Desa Kuncup saja, katanya disana ada rumah yang misterius,
umurnya ±75 tahun.” Ungkap Bu Linggar kepada Geng The Roses.
Geng The Roses yang sangat kaget, karena tiba-tiba Bu Linggar datang dan memberikan sebuah alamat kepada mereka. Sebenarnya mereka juga tidak begitu mempercayai Bi Linggar, tapi karena mereka tidak mengetahui tempat misterius yang menantang ,akhirnya mereka percaya kepada Bu Linggar.
Liburan akhir semesterpun telah tiba. Olivia,Christy, dan Feli sudah bersiap-siap akan berangkat ke Desa Kuncup.Mereka semua diantar oleh sopir pribadinya Olivia dan merekapun naik kedalam mobil. Perjalananpun dimulai, melewati tanjakan-tanjakan curam dan pepohonan yang tinggi.
“Betul ya kata Bu Linggar,jalannya aja udah nyeremin, apalagi rumahnya...
Hiiii.....bulu kudukku udah berdiri.” Ucap Olivia kepada kedua temannya.
Sesampainya didepan Gang (sebuah jalanan kecil), Olivia,Christy dan Feli turun dan sopir Olivia beranjak untuk kembali pulang.
“Akhirnya,sampai juga. Ye..ye..ye.” Ungkap Olivia dengan perasaan gembira.
“Aku jadi takut nih...” tambah Feli.
tapi Olivia & Christy menyakinkan Feli agar jangan takut dan tetap semangat.
“Saatnya jadi Detektif.” Ucap Christy dengan semangat.
Lalu tanpa basa-basi, Olivia,Christy & Feli pergi ke kantor kepala desa untuk mendapatkan izin dan informasi. Sesampainya di Kantor Desa, ternyata tidak ada satu orangpun disana. Akhirnya Geng The Roses memutuskan untuk bertanya kepada salah satu penduduk. Setelah bertanya merekapun segera menuju ke rumah Kepala Desa.
Sesampainya didepan pagar rumah Pak Kepala Desa....
“Assalamu’alaikum....??” ungkap Olivia.
Beberapa saat kemudian, ada seorang wanita yang membuka pintu gerbang rumah Pak Kepala Desa.
“Wa’alaikumsalam....Monggo..!!” Jawab wanita itu.
Christy pun langsung bertanya kepada wanita itu, apakah Pak kepala Desa ada dirumah ?.. wanita itu menjelaskan bahwa Bapaknya masih pergi keluar kota dan ia menyuruh Geng The Roses untuk masuk kedalam rumahnya.
Setelah duduk, Felipun mengisi data yang diberikan oleh Timey,dia adalah teman dekat Tania. Beberapa saat kemudian Feli menyodorkan data isian tadi kepada Tania karena ia tlah selesai mengisinya.
Taniapun bertanya tentang nama-nama Geng The Roses dan Oliviapun menjelaskan nama satu-persatu dari Geng The Roses. Tak lupa, Taniapun juga memperkenalkan dirinya dan Timey.
Tidak lama kemudian, Timey datang sambil membawa nampan dan teh hangat.
“Diminum dulu mbak, mumpung masih anget.” Ujar Timey sambil
meletakkan minuman itu ke atas meja.
Geng The Roses yang berasal dari Kota dan sudah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia, mereka tidak mengetahui arti dan maksud perkataan Timey, karena Timey menggunakan bahasa Jawa.
“Hahahah.......Timey, kalau ngomong jangan pake bahasa jawa,
temen-temen nggak mudeng...” ungkap Olivia.
Akhirnya Timey meminta maaf kepada Geng The Roses dan tiba-tiba Tania bertanya kepada Geng The Roses .
“Ngomong-ngomong mbak-mbak ini mau kemana ya ?..”
“Ke rumah tua punyanya Mbah Wilangan..!!” jawab Feli.
Taniapun kaget setelah mendengar jawaban dari Feli, karena rumah itu sangat angker dan jarang penduduk Desa Kuncup datang ke tempat itu, tapi mereka yang datang jauh dari kota malah ingin pergi kerumah itu.
Christy menyenggol lengan Feli , dan Feli cukup berucap “Takut” untuk Christy. Christy hanya manggut-manggut saja.
Hari semakin siang, Geng The Roses masih berada dirumah Pak Kades untuk menggali lebih banyak informasi. Akhirnya Tania menyarankan kepada mereka agar mereka mau menginap dirumahnya dan mereka akhirnya mau.
Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama. Tak terasa sore hari tlah tiba. Geng The Roses hendak menelusuri Desa Kuncup untuk memulai Misi mereka. Jalan yang dilalui mereka sangatlah sepi, seperti jalanan yang jarang dipakai orang. Tanpa sengaja Olivia melihat rumah kuno yang terletak di Ujung Jalan.
“Eh coba lihat, rumah itu serem banget ya. Masa’ rumah itu yang dimaksud
oleh Bu Linggar ?” tanya Olivia sambil menunjuk rumah di ujung jalan.
“Mungkin aja.” Jawab Feli dengan penuh penasaran.
Geng The Roses menjadi penasaran dengan rumah tua itu, akhirnya mereka masuk kedalam rumah itu, saat berada didalam rumah, tiba-tiba terdengar suara “Braaakk...” ..Suara itu membuat Geng The Roses takut dan kabur sambil lari terbirit-birit.
Merekapun lari menuju kearah jalanan yang mereka lewati tadi.
“Kenapa kita lari ? kitakan mau jadi Detektif ..” Tanya Olivia dengan penuh
penyesalan.
“Sereeeem Mbah Broow..kamu itu bisanya Cuma marah-marah doang sih.”
Jawab Christy dan Feli.
Saking takutnya, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Pak Kepala Desa untuk beristirahat.
Malam telah tiba, Geng The Roses berada di rumah pak Kepala Desa dan sedang Makan malam. Lagi-lagi Timey bicara bahasa jawa yang membuat Geng The Roses tidak mengerti. Saat makan-makan, Olivia bercerita tentang kejadian tadi sore.
“Eh Tan, tadi sore aku ngeliat ada rumah tua yang kotor dan nggak terurus,
pada tau nggak ?” Tanya Olivia kepada Tania.
Sesaat Tania & Timey saling berpandangan.
“Ummm.....Mungkin rumah tua yang ada di ujung sana.!.” Tambah Timey.
Seketika bulu kuduk Olivia langsung berdiri.
“Serem ya, bekas apaan sih ?” Tanya Olivia.
“Rumah kok, Dulunya sih rumah Mbah Lang, dukun yang terkenal di
Desa ini.” Jawab Timey.
“Terus, orangtuanya kemana ? dan kenapa kok nggak ada yang ngurus,
anak cucunya ?..” Tanya Christy.
“Orangnya meninggal. Kalau cucunya saya tidak tau, lebih lengkapnya
lagi tanya aja ke Bapak.” Jawab Tania.
Tania menyarankan kepada Geng The Roses untuk bertanya tentang rumah itu kepada Pak Kepala Desa, tapi mereka menolaknya karena mereka malu dan mereka ingin mengupas fakta-fakta itu sendiri saja.
Malam pun telah tiba ....
“Dah malem Coy, malah bicarain yang begituan.Nggak bisa tidur kapok
Loe....” Sindir Christy kepada teman-temannya.
Makan malampun telah selesai, Olivia segera beranjak tidur. Berbeda dengan Christy yang masih mendengarkan musik dan makan permen karet. Timey dan Tania juga segera tidur. Sedang Feli, masih asik dengan komik barunya, yang baru dibelinya kemarin.
Haripun telah berganti Pagi. Timey memasak tempe dan sambal dengan diganggu celotehan Christy....
“Hmmm..... Mak Nyoos ya.?” Ucap Christy.
Timey pun kaget saat menoleh kehadapan Christy, karena mata Christy memerah, semalam nggak bisa tidur. Tiba-tiba Tania muncul dari kamar mandi,,sehabis mandi..!!!
“Eh Chris, mata pean.....?” Tanya Tania.
“Ya, merah toh..? nggak papa kok..” Jawab Christy dengan percaya diri.
“Nggak bisa tidur tuh ! Matanya merem melek doang...!” Tambah Olivia.
“Betul Vi, Gua nggak bisa tidur..Kualat..” Jawab Christy.
Perdebatan itu berakhir setelah Tania membawa mendoan dan teh hangat ke ruang makan dengan dibantu Timey.
Sarapan pagi itu telah selesai. Christy dan Feli beranjak untuk mandi, sedangkan Olivia berkemas mempersiapkan barang bawaan untuk berangkat memulai perjalanannya menuju rumah tua.
Setelah Christy dan Feli selesai mandi, Oliviapun segera mandi. Untuk menunggu Olivia yang sedang mandi. Christy,Feli,Timey dan Tania mengobrol di teras depan. Feli bercerita kepada Timey dan Tania bahwa mereka akan pergi menelusuri rumah tua itu.
Setelah beberapa menit, Olivia pun selesai mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.
“Hati-hati ya. Pesan dari Bapak jangan neko-neko dan tujuannya yang baik
karena itu bukan rumah sembarangan.!!” Tutur Tania.
“Sip deh.. Do’ain ya moga-moga nggak ada apa-apa pulang pergi.”
Jawab Feli.
Akhirnya Geng The Roses keluar dari pelataran Joglo rumah Tania.Perlahan mereka menyusuri hutan jati di sebelah rumah Tania untuk mencapai tujuan rumah tua lebih cepat karena jalan utamanya lebih jauh jika ditempuh dengan jalan kaki. Ditengah perjalanan, terlihat ada seorang perempuan berkerudung dibalik rimbunnya pohon jati. Christy tanpa diketahui oleh teman-temannya sedang komat-kamit membaca do’a karena melihat sosok perempuan tersebut. Berbeda dengan Olivia yang langsung berlari mendekati perempuan tersebut…
“Ehm… Mbak sapa ya?” Tanya Olivia.
Perempuan itu menoleh pada Olivia…
“Rumahnya disebelah sana. Ada pohon beringin besar, langsung masuk aja.
Nggak dikunci kok!” Jawab Perempuan itu.
“Loh… Loh… Bu… kok…????” Jawab Feli.
“Oh… Saya memang sudah menunggu kalian disini. Supaya kalian nggak
tersesat! Hati-hati ya, luarnya memang menyeramkan tapi bagian
dalamnya nyaman.” Jawab perempuan itu sambil tersenyum dan berlalu.
Ternyata perempuan itu, tidak lain adalah Bu Linggar. Guru yang waktu itu memberi pentunjuk tentang alamat rumah tua itu. Akhirnya setelah mendapat petunjuk dari Bu Linggar, mereka melanjutkan perjalanan mereka.
Feli hanya diam sambil mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan jari telunjuknya. Sedang Christy langsung mengikuti langkah kaki Olivia lalu diikuti Feli yang masih terbengong-bengong ria.
Detik berlalu… Mereka sudah sampai didepan rumah tua disamping pohon beringin sesuai dengan petunjuk Bu Linggar. Ternyata rumahnya sangat misterius, sampai-sampai membuat merinding Chisty. Saking penasarannya, Olivia mengajak temn-temannya untuk masuk dan beristirahat diruang tengah.
“Ni foto unik ya… Eh, lihat, lihat, tanda lahir di tangan anak kecil yang ada di
foto itu kok mirip Bu Linggar ya???” Ujar Christy
“Kebetulan kali…” jawab Olivia.
“Kok perasaanku nggak enak banget ya sama Bu Linggar? Kalian pada curiga
nggak? Kok Bu Linggar bisa tau banget tentang rumah ini, terus tanda
lahirnya mirip lagi sama foto itu. Besar kemungkinan, Bu Linggar yang ada
di foto itu!!!” Tambah Feli.
Tiba-tiba terdengar suara.....Kreeeeeeeekkkk.... itu semua membuat Feli takut setengah mati, tapi Olivia malah membentak’i Feli.
“Kalo penakut bilang aja! Huuu, cemen loe!!” Ucap Olivia.
“Loe yang budek, periksa ke THT sana!” Jawab Feli.
“Woy… Ni bukan rumah biasa, don’t be macem-macem!!” tambah Christy.
Olivia merasa nggak ada yang aneh dengan rumah ini! Luarnya doang, dalemnya, enak..dan olivia usul gimana kalo mereka tinggal disini, karena rumahnya Tania kan jauh dan males untuk kembali kesana, dan juga makanan dirumah Timey nggak sip!
Setelah Usul kepada teman-temannya, akhirnya Christy & Feli setuju untuk tinggal dirumah itu, siapa tau mereka bisa nemuin fakta-fakta baru dirumah itu.
Sambil makan snack-snack dari rumah dan bersantai di ruang tengah, mereka tak sadar waktu berlalu cepat. Sore pun tiba, Feli yang sangat suka kebersihan segera bersih diri di kamar mandi belakang. Christy, yang paling males memilih nongkrong di kamar dan tidur pulas. Sedang Olivia berjalan-jalan di belakang pekarangan rumah. Tiba-tiba hujan turun sangat deras…
“Eh, BTW Busway, si budek mana ya? Ujan-ujan gini belum nongol?”
Ungkap Christy dengan sinis.
“Eh, iya ya… Kemana tu anak? Tadi pamitnya sih keluar sebentar,
tapi sampai sekarang belum balik juga?” jawab Feli.
Tiba-tiba terdengar suara pintu mengetuk, dan Feli segera berlari untuk membuka pintu tersebut.
Ternyata yang datang adalah Bu Linggar..
“Bu…? What happen…?” tanya Christy dengan penuh penasaran.
“Naza mati di pohon jati, udah dikubur sekarang!” jawab Bu Linggar
dengan Tergesa-gesa.
Christy pun sangat kaget dengan perkataan Bu Linggar barusan..
Tiba-tiba Shifa muncul…
“Olivia… Mati… Olivia…??? Ternyata bisa mati ya…?” ejek Feli.
“Please deh, Felll… Ini tu seriuussss!!!!” jengkel Christy
“Ouh… Ternyata kamu bisa serius…?? Haaaaaahhhhh???!!! Chisty… Ayo
kita kesana… Kita banyak dosa sama dia… Oliviaaaaaaaa…” jawab Feli.
tiba-tiba Feli menangis dan tak sadarkan diri.
Karena cuaca sedang hujan, Bu Linggar menyarankan kepada Christy untuk pergi ke makam Olivia esok hari, akhirnya Christy pun setuju dan besok akan diantar oleh Bu Linggar.
Christy membawa Feli ke ruang tengah dan tanpa mereka sadari, Bu Linggar sudah beranjak pergi dari rumah tua tersebut…
Esok paginya… Karena Bu Linggar tidak kunjung datang, Christy dan Feli memilih untuk ke makam Olivia duluan.Ketika sampai di makam Olivia, tiba-tiba mata Feli menangkap sosok wanita sedang tergeletak disamping makam Olivia bersama sebuah tas disampingnya. Feli langsung bisa mengenali sosok tersebut ....
Felipun langsung mendekati tubuh wanita yang tak bernyawa itu dan diikuti Christy yang hanya bisa diam melihat pemandangan menyeramkan didepan matanya. Ternyata wanita itu adalah Bu Linggar.
“Feell... Bu linggar bunuh diri!” ungkap Christy.
“Christy... kita harus gimana..??” lanjut Feli dengan wajah pucat.
“Timey & Tania...” ungkap christy sambil berlari menggandeng tangan Feli.
Sesampainya di joglo rumah Tania..Christy langsung membuat keributan dengan berteriak-teriak.
“Tania...Timey ..Tolong kami..!!!!” Gupuh Christy.
Feli hanya diam melihat tingkah sahabatnya yang biasanya kocak dan konyol, kini telah berubah 180’ menjadi kalang kabut menghadapi masalah ini. Tania pun keluar bersama Timey yang kebetulan ada dirumah Tania.
“Ada apa mbak ?” tanya Tania.
“Olivia meninggal kemarin sore, dan jasadnya sudah dimakamkan.
guru kami yang menjadi pembimbing kami di Desa Ini juga kami temukan
meninggal bunuh diri disamping makam Olivia.” Jelas Christy.
Semua yang ada disitu langsung Sock setelah mendengar cerita dari Christy.. sebenarnya Feli ingin menghubungi keluarga yang ada di kota, tapi sayangnya, di Desa itu tak ada sinyal dan Listrik.Akhirya Tania , Christy dan Feli pergi ketempat kejadian..sedangkan Timey mengadukan kejadian ini ke Pak kepala Desa agar bapak dan penduduk desa membantu mereka.”
Tak berapa lama kemudian mereka bergegas menjalankan tugas mereka masing-masing. Dan tak lama kemudian semua sudah berkumpul dimakam Alm.Olivia..
“Loh, itukan mbak Linggar,dia sering datang kesini, apa beliau tidak cerita
sama kalian ...?.” Ucap Tania kaget.
“Ooo...Ternyata Bu Linggar sering kesini ? terus ngapain ia kesini, apa
hubungannya Bu Linggar sama Mbah Wilangan..?” jawab Christy
dengan penuh penasaran.
“Itulah..tak ada yang tau, tapi katanya dia Cuma mau surfey rumah itu
buat balai kesehatan.!” Jelas Tania.
Selesai Bu Linggar dimandikan, semua kembali kemakam Olivia.....
“Eh, bukti fisik apa yang bisa kita gunain buat tugas ? masak Cuma foto
kuburan dan berita koran sih ? kan gak lucu.!” Sebel Christy.
tiba-tiba Timey menemukan sesuatu dan langsung diberikan kepada Christy,siapa tau dalamnya bisa digunakan oleh christy & Feli sebagai bukti..setelah itu Christy pun memeriksanya.
Setelah beberapa saat kemudian...
“Eh, aku nemu buku diary , biar aku baca ya isinya...!!!” senang Feli.
Setelah dibaca Feli, dapat disimpulkan kehidupan Bu Linggar penuh bayang-bayang dendam. Ternyata Bu Linggar adalah cucu mbah wilangan dan ingin membalas dendam pada pak wijaya kakek Olivia.
Dan pada bagian terakhir...
“18 Desember 2009 malam ini sungguh bagaikan surga bagiku, walau
mungkin ini adalah hari terakhirku.Tapi aku sangat senang karena
dendamku sudah terbalas. Aku tau, Bu Linggar ingin membalaskan
dendamnya pada Pak Wijaya tetapi beliau sudah meningal.Dan anaknya
ada diluar negeri. Jadi dia ngalihin sasarannya ke Olivia. Menurut buku
diary ini Bertahun-tahun yang lalu..Di suatu desa terpencil yang bernama
Desa Kuncup, ada seorang nenek yang bernama Mbah Wilangan. Beliau
adalah seorang paranormal yang tersohor di desa tersebut. Sayangnya,
beliau hanya tinggal berdua dengan cucunya yang masih duduk di kelas 3
SD. Pada suatu hari, seluruh warga desa terserang penyakit aneh yang sulit
disembuhkan. Lalu ada seorang pengusaha kaya yang bernama Pak Wijaya
datang ke desa tersebut. Beliau memprovokasi warga yang menyebarkan
penyakit aneh tersebut adalah Mbah Wilangan. Serentak warga Desa
Kuncup marah dan langsung menggrebek rumah Mbah Wilangan. Dalam
tragedi itu Mbah Wilangan meninggal dunia karena serangan jantung.
Tanpa sengaja peristiwa tersebut dilihat oleh cucu Mbah Wilangan… dan
ternyata Cucunya adalah....Bu Linggar.” Ungkap Feli sambil membaca
buku diary yang ia temukan tadi.
Ternyata Olivia adalah cucu dari Pak Wijaya, dan ini semua merupakan bukti fisik yang cukup meyakinkan..
Setelah semua prosesi pemakaman usai, semua kembali pulang. Karena Tania & Timey telah banyak membantu mereka, akhirnya Christy dan feli merasa hutang budi kepada Tania & Timey. Sebagai tanda terima kasihnya, Christy & Feli ingin jika Timey & Tania bisa bersekolah dan ikut mereka ke Kota.dan ternyata Orangtua Timey & Tania menyetujuinya.
“Nah,kalian tinggal minta surat REKOMENDASI DESA untuk sekolah
di Kota.” Jelas Feli.
“Oke”. Jawab Timey & Tania serempak.
Pagipun datang, matahari dan udara sejuk kembali menyapa. Mobil jemputan sudah datang. Suasana baru terpancar, Christy & Felu sedih harus meninggalkan sahabatnya, dan Timey serta Tania bersedih meninggalkan kampung halaman.
Pukul 15.30 mereka sampai dirumah orangtua Olivia, ternyata keluarga sudah mengetahuinya, tapi mereka tidak sempat menengok Christy & Feli karena tidak ada Kontak. Jadi mereka tidak tau dimana Christy & Feli. Setelah keluar mereka senang karena akhirnya surat Rekomendasi Timey & Tania diterima.
Timey & Tania pun sekarang tinggal dirumah Alm.Olivia, karena Ibu Olivia telah banyak berhutang budi pada mereka berdua. Semua biaya sekolah,makan dan kebutuhan Timey & Tania ditanggung oleh Keluarga Olivia.
“Alhamdulillah..akhirnya sekolah juga.” Ungkap Timey.
“Jangan senang dulu deh, masih ada tugas lagi buat kalian.
do’ain kita lulus dan bisa masuk SMAN ALTAVIA JAKARTA..” jawab Christy.
Semua serentak tertawa kecil.
Akhirnya Tugas merekapun telah selesai meskipun harus kehilangan salah satu sahabatnya, yaitu Olivia.
Setelah mereka Lulus, mereka bersekolah di SMA ALTAVIA JAKARTA. Begitupun dengan Timey & Tania yang juga mulai bersekolah di SMA ALTAVIA JAKARTA. Akhirnya , mereka berempat kembli membentuk Geng, yaitu Geng The Roses yang selama ini sempat sirna.
Olivia..selamat jalan..kami disini akan selalu mengenangmu. Semoga perjuangan olivia selama ini diterima oleh Allah S.W.T . amiiin..!!
.!!
skip to main |
skip to sidebar
Semua Tentang Dongeng Anak Indonesia
Tuesday
Arsip Dongeng
-
▼
2012
(40)
-
▼
March
(27)
- Asal Mula Pohon Aren
- Harta Karun Raja Hayam Wuruk
- Ikan Mas
- Bawang Putih Bawang Merah
- Legenda Rawa Pening
- Joko Kendil
- Cindelaras
- Lutung Kasarung
- Tomcat Yang Bersedih
- Petaka Harta Raja Hutan
- Buto Bajul Mutung
- Kancil Karo Monyet
- Misteri Gunung Bromo
- Penipu Yang Handal
- Mengungkap Misteri
- Penjahit Tua dan Tikus-Tikus Kecil
- Kakakku Senyumku
- Sangkuriang
- Timun Mas
- Kancil Dan Hutan Gundul
- Beruang dan Kancil
- Induk Bebek Yang Baik Hati
- 9 Lembu
- Kisah Harimau dan Kancil
- Buaya dan Kancil
- Anak dan Bapak
- Siput dan Kancil
-
▼
March
(27)