Setelah menguburkan Singa, binatang-binatang semua ribut rebutan harta, hingga timbullah kekacaun di hutan belantara, tidak ada lagi ketenangan karena binatang-binatang saling bermusuhan. Semakin lama keadaan semakin kacau, hingga mereka saling serang satu sama lain. Dan jatuhnya korban pun tak dapat dihindarkan, banyak binatang tewas karena pertikaian merebutkan harta Singa.
Kerusuhan yang terjadi itu berlangsung terus dan sangat lama, sehingga jumlah binatang sangat menyusut bahkan pada puncaknya tinggal Macan yang hidup, sebab binatang lain telah punah.
Macan merasa bangga karena telah berhasil merebut semua harta singa, dan harta semua binatang-binatang di hutan tersebut. Beberapa hari dia berpesta seorang diri, sambil tertawa-tawa puas karena merasa dirinya yang paling hebat.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Macan merasa kesepian. Harta yang bertumpuk tidak bisa dia ajak bicara. Selama ini ia biasa bertemu dengan srigala, badak, gajah dan teman-teman lain untuk diajak curhat, namun sekarang mereka sudah tidak ada lagi.
Macan pun stres, dan ia jatuh sakit. Semakin lama sakitnya semakin parah, tapi tidak ada yang menolong apalagi peduli, karena tidak ada lagi binatang di hutan itu. Macan pun menangis sesenggukkan menyesali apa yang telah terjadi, gara-gara harta semua temannya hilang dan ia kini sendirian.
Harta-harta itu ternyata tidak bisa menolong sakit macan, setelah jatuh sakit selama satu bulan, macan pun akhirnya menyusul teman-temannya. Ia mati dalam keadaan menyedihkan.
Begitulah akhirnya hutan pun jadi sepi. Tak ada lagi tawa dan canda para binatang. Harta telah membuat mereka semua binasa. Padahal harta itu tidaklah membuat hidup mereka bahagia. Justru mereka kehilangan sahabat dan kehidupannya.
Oleh : Kak Yuyun