Dongeng Anak Indonesia - Vina dan Asma adalah anak yatim piatu. Emak dan ayahnya meninggal dalam waktu yang berdekatan. Mereka tidak punya siapa-siapa lagi kecuali dengan bibi Midah, bibi mereka. Tapi keadaan bibi Midah sangat pas-pasan.
Vina yang tidak sanggup hidup dalam kemiskinan memutuskan untuk ke kota mencari uang dan bersenang-senang. Tentu saja bibi dan Asma menangis sedih. Mereka melepas Vina yang akan mencari pekerjaan.Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang kakek tua yang kaya. Ia pun berniat mencuri uang emas si kakek namun Vina malah terjebak dan harus menolong si kakek dari gigitan ular. Si kakek memberikan uang emas dan juga burung beo yang pandai dengan syarat burung itu tidak boleh dijual. Namun Vina silau akan harta, beo itu dijual dan ia pun kemudian dihukum oleh si kakek ke bukit kalajengking yang dijaga oleh kalajengking raksasa.
Asma yang sudah tidak bisa menahan kerinduan pada kakaknya, akhirnya memutuskan untuk mencari kakaknya. Mulailah Asma berjalan menyusuri hutan. Sepanjang jalan ia bertanya apakah tahu Vina kakaknya? Warga memberi tahu Vina saat ini hilang setelah adu ayam kalah. Hingga suatu ketika Asma bertemu dengan sang kakek dan kakek berkata, ia memang sedang menghukum Vina untuk dipasung di bukit kalajengking. Asma minta pada kakek agar ia bisa menemui dan menjemput sang kakak. Kakek akhirnya kasihan setelah melihat kesungguhan Asma yang menangis karena sangat rindu pada kakak satu-satunya.
Kakek akhirnya berkata, Asma bisa menemui kakaknya tapi harus siap dengan banyak rintangan. Sebelum menemukan kakaknya yang ada di bukit kalajengking, Asma harus melewati 3 tahap. Ia harus bisa melewati sungai kepiting. Di sana ada kawanan kepiting raksasa yang bisa mencapit Asma. Kedua, setelah turun dari pantai, Asma akan melewati daerah semut merah. Semut-semut itu juga akan menyerang Asma andai melewatinya daerah yang menjadi pintu bukit kalajengking. Asma sedih dengan apa ia bisa melawan semua itu. Kakek tersenyum. Ia memberikan bekal pada Asma tali ajaib dan minyak tanah ajaib untuk Asma.
Sementara itu Vina yang merasa rindu pada Asma diam-diam berhasil meloloskan diri dari bukit Kalajengking. Vina berlari dan berlari. Sementara itu Asma mulai berjalan mencari kakaknya. Benar juga begitu sampai di tepi sungai, Asma merasakan tanahnya bergetar. Segerombolan kepiting raksasa menyerangnya. Dengan penuh keberanian, Asma berusaha melempar tali yang diberi oleh kakek. Tiap tali yang dilempar Asma mengenai kepala sang kepiting raksasa, kepiting tak lama kemudian berubah menjadi mengecil. Berkali-kali Asma lakukan itu hingga kepiting raksasa habis.
Asma sangat lelah ia melihat ada sebuah getek, ia lalu menaiki. Angin bertiup sangat kencang. Asma nyaris tenggelam (animasi). Tapi akhirnya ia sampai di tepi sungai. Dan begitu sampai di tepi sungai Asma langsung disambut oleh kawanan semut merah raksasa. Mereka siap menyerang Asma dengan pasukannya. Asma tak takut. Ia melempar dengan cepat minyak tanah yang kakek berikan. Tiap lemparan minyak tanah, membuat semut mengecil dan mati.
Asma yakin ia sudah sampai di bukit kalajengking. Asma memanggil kakaknya dengan sedih. Kalajengking raksasa marah, lalu mendatangi Asma dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Sambil menangis Asma minta maaf pada kalajengking raksasa ia tidak akan mengganggu apapun. Ia hanya rindu pada kakaknya. Karena kasihan, kalajengking pun membebaskan Vina. Namun ternyata Vina tidak berubah sehingga ia berbuat jahat lagi pada Asma. Kakek sakti pun datang dan marah pada Vina. Ia akan menghukum Vina namun Asma melarangnya dan merelakan dirinya Akhirnya, Asma mengangkat kedua tangannya dan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
“Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini. Aku bersedia melakukan apapun dan mengorbankan apapun yang kumiliki agar aku bisa bertemu dengan kakak yang kusayangi dan sebagai tanda permintaan maaf atas sikap kakakku. Asma akan merelakan air mata, rambut dan seluruh anggota tubuh Asma untuk dimanfaatkan untuk kepentingan semua orang sebagai tanda maaf kami….”
Baru saja kalimat permohonan itu lepas dari mulut Asma, tiba-tiba angin bertiup kencang, langit menjadi mendung, hujan deras pun turun dengan lebatnya diikuti suara guntur yang menggelegar. Sesaat kemudian, tubuh Asma tiba-tiba menjelma menjadi pohon enau. Air matanya menjelma menjadi tuak atau nira yang berguna sebagai minuman. Rambutnya menjelma menjadi ijuk yang dapat dimanfaatkan untuk atap rumah. Tubuhnya menjelma menjadi pohon enau yang dapat menghasilkan buah kolang-kaling untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau minuman.
Sumber : MNCTV.COM
skip to main |
skip to sidebar
Semua Tentang Dongeng Anak Indonesia
Arsip Dongeng
-
▼
2012
(40)
-
▼
March
(27)
- Asal Mula Pohon Aren
- Harta Karun Raja Hayam Wuruk
- Ikan Mas
- Bawang Putih Bawang Merah
- Legenda Rawa Pening
- Joko Kendil
- Cindelaras
- Lutung Kasarung
- Tomcat Yang Bersedih
- Petaka Harta Raja Hutan
- Buto Bajul Mutung
- Kancil Karo Monyet
- Misteri Gunung Bromo
- Penipu Yang Handal
- Mengungkap Misteri
- Penjahit Tua dan Tikus-Tikus Kecil
- Kakakku Senyumku
- Sangkuriang
- Timun Mas
- Kancil Dan Hutan Gundul
- Beruang dan Kancil
- Induk Bebek Yang Baik Hati
- 9 Lembu
- Kisah Harimau dan Kancil
- Buaya dan Kancil
- Anak dan Bapak
- Siput dan Kancil
-
▼
March
(27)